Metal Pointer Adina's Blog: Februari 2017

Jumat, 17 Februari 2017

MOTIVASI HIDUP


PERJUANGAN HIDUP SANG KELEDAI

                “Suatu hari, seekor keledai tua milik seorang petani jatuh ke sebuah lubang mirip sebuah sumur dengan genangan air setinggi lutut manusia. Dari dalam sumur, terdengar jerit kesakitan sang kedelai yang memilukan, pak tani mendengar dan merasa iba mendengar rintihan sang keledai. Memikirkan apa yang harus di lakukannya, tiba-tiba muncul ide untuk menimbun sumur itu dengan tanah hingga rata. Pak tani segera mengajak para tetangganya untuk membantu menimbun tanah, menutup lubang yang menganga, dan menguburkan si keledai disana.
Saat tanah dan pasir mulai menimpa punggung keledai, ia kaget, ketakutan, dan berteriak kesakitan. Namun tanah dan pasir itu tak berhenti menimpa punggungnya. Di dalam kepanikannya, si keledai mulai menggerakkan badannya, dia mengguncang-guncangkan badannya. Akibatnya, tanah dan pasir yang menimpa badannya itupun jatuh ke dasar sumur. Tak kalah kakinya pun ikut bergerak menjejak tanah dan begitu seterusnya. Guncangan badan dan gerakan kaki, seberapa tanah yang menimpa sang keledai, terjatuh,  kakinya bergerak menginjak tanah itu, lama kelamaan air yang merendam kaki keledai tertimbun tanah. Walaupun merasa kelelahan, tetapi ia tak putus asa.
Ia terus mengguncangkan badannya dan setelah sekian lama, akhirnya keledai bergerak melangkah dan menjejak dengan keringat yang bercucuran dan tanah yang lengket di sekujur tubuhnya yang kotor, si keledai tua dengan langkah yang gontai keluar dari sumur. Keluarlah ia sebagai pemenang dengan riangnya. Semua orang terpesona, dan berteriak gembira dengan pemandangan yang luar biasa itu.”

Dari cerita diatas, dalam menghadapi beban yang datang bertubi-tubi keledai tak berdiam diri, pasrah dan menerima nasibnya semata. Keledai mengatasi masalah dan tekanan dengan meronta-ronta secara aktif. Karena entah sadari atau tidak, itulah jalan satu-satunya agar selamat. Berbeda halnya jika sang keledai berdiam diri, pasif, dan pasrah menerima nasibnya, pasti dia akan terkubur dan tamat riwayatnya.

Sama seperti di kehidupan manusia, seringkali banya debu, kerikil, tanah dan kotoran berupa rintangan, halangan kesulitan atau hasil dari pikir kita yang negatif mengganggu dan menghalangi jalan kita. Kalau kita bersikap diam, pasif, dan pasrah, tentu keadaan sulit tidak akan merubah  lebih baik. Hanya dengan sikap berani menghadapi semua beban, masalah, dan kesulitan dengan menginjak semua sebagai batu pijakan maka kita bisa melangkah dengan mantap dan keluar sebagai pemenang.

Jumat, 03 Februari 2017

Ratapan Waktu

Ratapan Waktu

"Ada begitu banyak kejadian yang ingin ku ulang dan ku perbaiki sesuai kehendak, agar aku tak senelangsa ini. Tapi aku sadar, kalaupun aku ingin memutar balikkan waktu, apa yang akan terjadi dengan semua kenangan yang ada? pastillah akan mudah terlupakan dan menguap bersama embun di otakku. Terkadang memang penyesalan demi penyesalan datang seiring kucuran air mata yang berhambur. Riak terus mengalun di setiap sudut hatiku, namun apa yang bisa terlontar kali ini? -Adina F.
----------

Hidup Itu Indah, Tergantung Yang Menjalaninya

"Hidup ini indah, hidup ini begitu menakjubkan. Akan tetapi kita manusia terlalu rewel dan penuh sarat, dan sebagian besar tak benar-benar hidup. Sehingga hidup jadi terasa sulit, berat, dan menyengsarakan. Apapun yang terjadi, patut disyukuri."
-Adina F.
----------

Dulu, Sekarang, 'Beda'

"Mungkin anda berkata: "aku mencintainya sampai lubuk hati yang paling dalam, terukir indah dalam sanubari, bagaimana aku bisa mencari penggantinya, padahal dia tidak tergantikan". Oke, saya setuju dengan apa yang anda katakan, itu setidaknya sebelum anda mendapatkan penggantinya. Tapi setelah anda mendapatkan penggantinya mungkin anda akan berkata: "Ternyata dia bukanlah yang paling segala-galanya, masih banyak yang menyamai, hanya dulu aku begitu buta sehingga tidak dapat melihat gunung thaisan di depan mata menjulang."

Adina F.
----------